Saturday, June 22, 2013

siang terik



sebuah siang yang panas di ujung kota. Bus dan ojek sama sama berlari mengejar uang dari penumpang. ada jadwal bertemu dengan seorang senior. berbicara tentang apa saja, terutama tentang kisah hidupnya. 

sedikit langkah mengantar hingga pintu ruangan beliau. beliau nampak seperti biasa, rapi. ya, beliau adalah dosen favorit karena sangat pintar. pintar dan rapi adalah suatu paduan yang baik bukan, dan jika aku mengatakannya maka tak ada yang menganggap itu sesuatu yang tak lazim. rapi dan pintar

"Mengapa Anda ingin menjadi seorang dokter?" tanyaku pada beliau. tentunya setelah menjelaskan siapa aku dan untuk apa aku menemuinya.

 "Menurut saya, dokter adah profesi yang berbeda dari yang lain. Dokter bisa menolong sesama hanya dengan niat baik saja, tanpa harus ada investasi lain maupun alat. Dan profesi ini adalah “menjadi orang baik paling realistis” .Saya bisa bekerja dan menolong orang tanpa harus memiliki atasan, saya bisa independen. Totalitas pengabdian inilah yang saya cari." 

jawaban pertama. dan sudah cukup untuk dikupas lalu dilahap isinya. pantas saja mereka bilang beliau ini orang hebat. entah ini jawaban yang direka barusan saja atau sudah ada sejak lama. tapi apapun itu, jawaban beliau hebat.

obrolan berlanjut. pertanyaan digulirkan lalu dijawab tenang. satu jawaban saja. dan bahkan jawaban pertama dari sebuah rangkaian wawancara untuk majalah kampus  sudah cukup untuk memompa semangat menjadi profesi yang katanya masih dianggap mulia ini. 

siang terik. halaman rumput disiram alat dan tukang kebun merapikan pepohonan. orang orang masih berlalu lalang di koridor rektorat. aku masih memungut ilmu yang tak sadar beliau berikan. siang terik .



No comments:

Post a Comment