Hari ini sudah genap 2 hari dari kepergian mami,ada yang janggal di timeline twitter atau newsfeed fb saat semua membahas dan mencoba menghidupkan kembali kenangan manis bersama mami.janggal karena tak pernah terbayang mami akan pergi jauh selamanya..
Mami ,nama aslinya ibu sulthonah, adalah wanita yang pertama kali saya kenal sebagai ibu kantin yang jualan es tomat. Perihal nama aslinya baru saya kenal saat saya beranjak kelas 2 SMA.
Dan saat saya sering ke kantin bukan pada jam pelajaran (saat saya sudah kuliah dan tentu saja tidak membolos), ada supplier gula dan gas yang sering dateng dan tanya: 'piye mbak sul,gas'e isih ora?nek es'e meh nambah ra?'
Dan saya langsung nyeletuk 'mbak suuuuuul! Hahaha'
Mami menjawab: ' yo karang jenengku ki yo kui je le, nek wong wong yo ngundange kui', sambil tersenyum tersipu dan mencubit saya.
Mungkin mami juga merasa aneh ada nama mbak sul di tengah sekolah yang semua memanggil beliau mami.
Mami didiagnosa menderita salah satu penyakit di tahun 2007. Sudah 2 seri terapi ia dapatkan . Mami selalu semangat dalam menjalani terapi.
Suatu kali beliau berujar pada saya: ' aku ki sakjane wis kesel le, wis jeleh tenan. Ning nek ngelingi cah cah sing do mbantu aku ki yo aku dadi semangat meneh. Mosok wis digolekne terus aku mung gari mangkat wae kok wegah. Bocah bocah kui sing marai aku semangat'
Mami menghargai usaha anak anaknya dengan cara yang benar benar mulia. Beliau selalu bersemangat untuk berusaha menggapai kesembuhan.
Suatu saat saya datang ke kantin, mami sedang makan.
Saya ditawari makan bersama. 'rene le, ayo maem bareng mami'
Saya lalu mengambil piring dan mengambil nasi gule dagangan mami. Kami lalu makan bersama. Selesai makan, mami duduk bersandar di tiang kantin. Lalu tiduran.
' ngopo e mi?kok lemes?'tanya saya, khawatir karena mami terlihat lemas.
' mual aku le', kalimat itu diucapkan tanpa suara, hanya gerakan mulut saja.
Tapi beliau tetap tersenyum! Seakan tak mau anaknya khawatir akan keadaannya..lalu beliau tetap tiduran. Saya menunggui sambil sesekali memijit kakinya.hanya itu yang bisa saya lakukan dan mami membalas dengan senyum yang tulus.
Mami orang yang baik. Tidak pernah menggurui dan menghakimi.
Suatu saat saya merajut di koridor sekolah dan seorang guru lewat . Saya dimarahi karena merajut bukan hal yang patut dikerjakan laki laki, menurutnya begitu. Saya males berdebat akhirnya saya ke kantin menemui mami sambil meneruskan rajutan saya.
'wah le, iso nyongket barang to kowe? Ampuh tenan!mesti meh dinggo pacare' mami menggoda sambil tersenyum.
'hehehe ora mi, mung iseng wae iki. Eh mi, aku mau ra oleh ngrajut ngene iki karo pak X, jarene ra lanang. Emange tenanan o mi ra oleh tenan?'
' yo ora lah le, jenenge ketrampilan kok. Nek lanang ki yo nek isih duwe ma*uk karo seneng wedok yo tep lanang. Wis rapopo dibacutne wae'
Mami memang suka usil dengan perkataannya yang vulgar, tapi toh kami semua sudah besar kan. Atau setidaknya usia kami saat itu emang lagi seneng2nya ngomong saru.mami mendukung apa yang kami lakukan serta membimbing kami. Sekali lagi, tanpa menggurui dan menghakimi.
' eh ra akeh akeh kopine, kopi asli lho kui ngko pait banget'
'ah rapopo biasane yo sakmene mi'
'welah karo mbokne kok ngeyel'
Dan beneran kopinya pait banget...
'mi njaluk jarang meneh mi, pait banget e'
'sukur!mau diandani ra manut!ndi kene gelase!'
Mami memperlakukan kami seperti anak sendiri. Kami memang nakal, tapi mami tak pernah marah. Mami cuma becanda aja, tapi beliau tiadak pernah marah. Kata kata 'karo mbokne kok ngeyel' benar benar membuat mami seperti ibu kami sendiri.
Mami mengajarkan sesuatu lewat apa saja, termasuk menghargai barang dan rizki dari Allah,salah satunya ya itu tadi masalah kopi. Bukan mami pelit masalah kopi, tapi kalo tidak diminum?bukan pelit masalah nasi, tapi kalo sampai sisa?
' ra akeh2 sambele, ngko ra mbok pangan!nek entek njupuk meneh. Lombok larang!'
kata mami saat seorang teman yang dikenal jagoan cabe mengambil sambal. Sebenernya bukan masalah lombok larang, tapi ya kalo sampe nyisa kata mami rasanya nyesek banget.
'wis tukune larang, ra dipangan'
Sama saat mami mengajarkan bagaimana orang orang jaman sekarang memperlakukan makanan
Saat itu saya sadar bahwa banyak hal hal kecil yang harus kita ubah,semacam kelakuan wajar yang ternyata salah. Sedari itu saya mulai untuk selalu menghabiskan makanan saya hingga bulir terakhir.. Seorang anak selalu butuh pendidikan bahkan dari hal hal kecil seperti itu, dan mami selalu memberikannya pada kami.. Begitu banyak hal yang mami lakukan. Dan bagaimana mungkin mami bisa hilang dari hati kami. Rasanya tidak akan pernah. Mami akan selalu hidup lewat jasa dan juga kenangan yang telah beliau berikan. Mami mungkin telah tiada secara jasmani, tapi soal kehadirannya di hati pasti tak ada yang membantahnya kan. Seperti kata seorang teman, 'mungkin mami sekarang lagi buka puasa di surga sama malaikan malaikatNya'. Ada dua tempat yang saya yakin mami ada disana, pertama di tempat yang baik yang dijanjikan olehNya dan kedua di hati anak anaknya. Mami hadir di keduanya, di ribuan hati anak-anaknya, di setiap memori yang langsung mencitrakan dirinya saat kita menginjak lantai kantin, dan disetiap hal baik yang kita dapat dari beliau. Semoga Ibu Sulthonah a.k.a Mami mendapat pengampunan atas segala kesalahannya, amalannya diterima olehNya, dan mendapat tempat yang baik di alam sana.mugi donga kula lan sak rencang dipun kabulaken dening Gusti Allah Ingkang Maha Agung.. Amin...